Pages

Subscribe:

Pengikut

Minggu, 23 September 2012

CONTOH SAGE TEXT (CERITA SAGE)

hello guys ane akan bntu kalian semua yang lagi butuh sage text buat nyelesein tugas bing y udah g usah berlm2 ini dia


CAADARA
One time, there lived a warlord named Wire. He lived in the kramuderu village. He had a son named Caadara.
Since childhood, caadara had been trained about knowledge of war and martial arts by his father. Wire hoped someday his son can took his place as a powerful warlord.
Years have changed. Caadara grown into a handsome young man. Caadara also be someone who was agile and capable. Wire wanted to test his abilities. That's why he sent his son to hunt in the woods.
Caadara gathered his friends. Then, they went hunting. They walked through the trail and shrubs. In the forest they encounter many animals. They managed to spear a few animals.
From day one to day six, there was no significant barriers to Caadara and his friends. But the next day they saw a hunting dog. The dog's arrival signifies the danger that threatens.
Caadara and his friends to be vigilant. They set up a bow, arrows, clubs, and some war equipment. Suddenly there was a loud shriek. It was scary! his friends became frightened. But Caadara immediately told them to make a fortress. They headed to the high grassy terrain. The place was full of shrubs. In There, they built a fort to fend off enemy attacks.
Suddenly appeared fifty Kuala tribe. They screamed and attacked Caadara and his friends. Sticks and spears was clashing in there. It was an exciting battle. Caadara not to be flinch. He led the battle in high spirits. Whereas the number of his friends was not comparable to the number of enemies.
Caadara managed to knock down many enemies. While the remaining enemies was escape. What impressed his friends saw a son of warlods wire. They are shy and admire him. They came home while cheering Caadara. Wire really proud of him. He also moved to tears. Not in vain exercises given in Caadara.
Village uproar heard that. The evening party was held. the preparations to attack the kuala tribe was held, because they had attacked Caadara. The next day, Caadara given the gift of a necklace of animal teeth, cassowary feathers were strung together, with the feathers of paradise bird in the middle.
Then the villagers learn Caadara Ura, the war tactics of Caadara. The tactic of throwing weapons, run, rush with the weapon, martial arts with a short distance, and how to hold the pitch wood. Then the Name of Caadara always be remembered. He was known as the hero of the kramuderu village.

dan ini artinya

CAADARA
Suatu saat, hiduplah seorang panglima perang bernama Wire. Ia tinggal di desa Kramuderu. Ia mempunyai seorang anak laki-laki bernama Caadara.
Sejak masih kecil, Caadara sudah dilatih ilmu tentang perang dan bela diri oleh ayahnya. Wire berharap, kelak anaknya bisa menggantikannya sebagai panglima perang yang tangguh.
Tahun telah berganti. Caadara tumbuh menjadi pemuda yang gagah. Caadara juga menjadi seseorang yang tangkas dan cakap. Wire ingin menguji kemampuan anaknya. Karena itulah ia menyuruh anaknya untuk berburu di hutan.
Caadara mengumpulkan teman-temannya. Lalu mereka berangkat berburu. Mereka berjalan melewati jalan setapak dan semak belukar. Di hutan mereka menemui banyak binatang. Mereka berhasil menombak beberapa binatang.
Dari hari pertama sampai hari keenam, tak ada rintangan yang berarti untuk Caadara dan teman-temannya. Tapi esok harinya mereka melihat anjing pemburu. Kedatangan anjing itu menandakan bahaya yang akan mengancam.
Caadara dan teman-temannya bersikap waspada. Mereka menyiapkan busur, anak panah, kayu pemukul, dan beberapa peralatan perang. Tiba-tiba terdengar pekikan keras. Sungguh menakutkan! teman-temannya menjadi ketakutan. Tapi Caadara segera menyuruh mereka membuat benteng pertahanan. Mereka menuju ke tanah lapang berumput tinggi. Tempat itu penuh semak belukar. Di sana mereka membangun benteng untuk menangkis serangan musuh.
Tiba-tiba muncullah lima puluh orang suku Kuala. Mereka berteriak dan menyerang Caadara dan teman-temannya. Terjadilah Tongkat dan tombak yang saling beradu. Sungguh pertempuran yang seru. Caadara tidak gentar. Ia memimpin pertempuran dengan semangat tinggi. Padahal jumlah teman-temannya tak sebanding dengan jumlah musuh.
Caadara berhasil merobohkan banyak musuh. Sedangkan musuh yang tersisa melarikan .Betapa kagumnya teman-temannya melihat anak panglima perang Wire. Mereka segan dan kagum padanya. Mereka pulang sambil mengelu-elukan Caadara. Wire sungguh bangga. Ia sangat terharu hingga meneteskan air mata. Tak sia-sia latihan yang diberikan pada Caadara.
desa gempar mendengarnya. Pesta malam hari pun diadakan. Persiapan menyerang suku Kuala pun diadakan, karena mereka telah menyerang Caadara. Esok harinya, Caadara diberi anugerah berupa kalung gigi binatang, bulu burung kasuari yang dirangkai, dengan bulu cendrawasih di tengahnya.
Kemudian masyarakat desa mempelajari Caadara Ura, yaitu taktik perang Caadara. Taktik itu berupa melempar senjata, berlari, menyerbu dengan senjata, seni silat dengan jarak dekat, dan cara menahan lemparan kayu. Nama Caadara kemudian tetap harum. Ia dikenal sebagai pahlawan dari desa itu.




my pic

my pic